Rabu, 06 Juni 2012

First Love (Crazy Little Thing Called Love)



“Love can win everything, especially fear”
Dengan berbekal rasa kagum pada pandangan pertama, gadis itu mulai merasakan perasaan yang secara umum biasa disebut dengan istilah “cinta”. Jatuh cinta pada seorang senior yang menjadi superbintang di sekolah menjadi hal yang tidaklah tidak bermasalah mengingat penampilan dan kecerdasannya yang pas-pasan. Ia adalah seorang gadis yang tidak istimewa, berkulit hitam, berkacamata, dan tidak fashionable. Namun dibalik itu semua ada hati dan pikirannya yang jernih yang akan mampu membuat ia menjadi gadis superistimewa.
Untuk mengimbangi sang pujaan hati, maka si gadis pun tak tinggal diam. Ia tak pernah berpikir untuk membuat orang lain menjadi lebih buruk darinya sehingga ia bisa terlihat lebih unggul dan menarik, tapi ia menyadari bahwa dirinyalah yang harus berubah. Ia berusaha menjadikan dirinya lebih baik dengan menghapuskan kebodohan, tak pernah berputus asa, serta senantiasa mencoba dan mencoba. Cintanya adalah motivasi terbesarnya.
“He is my inspiration”
Sementara ia memendam perasaan itu bertahun-tahun, ia pun masih terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Namun sayang, nasib sedang tak berpihak padanya ketika ia sudah menjadi pujaan hati setiap pria, ketika ia menyatakan perasaan cintanya yang telah dipendamnya pada senior yang dicintainya. Sekali lagi, ia tak pernah berputus asa. Ia menjadi seorang designer terkenal di zamannya.

“Love can make a zero to hero”
Namun tahukah Anda?
Inilah hasil dari kerja kerasnya : I want to tell you that you had succeeded since you began to do. Kakak senior yang menjadi pujaan hatinya ternyata juga telah jatuh hati padanya semenjak pertama kali gadis itu berusaha merebut hatinya. Ia pun lebih memilih untuk memendamnya bertahun-tahun hingga mereka kembali bertemu dan akhirnya bersatu 12 tahun kemudian semenjak hari pertama sang bug face jatuh hati pada sang senior.
 
Film asli Thailand produksi Sahamongkol Film International yang dibintangi Mario Maurer (Shone) dan Pimchanok Luevisetpaibool (Nam) ini berhasil mencuri hati banyak penonton, entah laki-laki maupun perempuan. Ceritanya yang sederhana namun menyentuh membuat kita para penonton menjadi ketagihan untuk menontonnya, apalagi didukung para aktor dan aktris yang bermain dengan karakter yang kuat, membuat film ini terasa hidup. Selain itu orang-orang yang bekerja di balik layar pun cukup profesional, terbukti dengan tim make up yang berhasil mengelabuhi penonton dengan kostum dan penampilan si bintang utama yang sangat jauh berbeda di awal dan akhir film.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar